Jumat, 15 Juli 2016

Punya hutang 100jt malah disuruh umroh? (Eps.2)

 Episode sebelumnya (KLIK DISINI)

"Abi... Abi....Abi.. Bangun,, sebentar lagi adzan subuh. Bangun Abi." Suara halus istrinya membangunkan Abu. "Astagfirulloh,,, alhamdulillah... ternyata cuma mimpi." Jawab Abu sambil menghela nafas agak panjang. "Mimpi apa Abi?" tanya istrinya sambil mengerutkan keningnya tanda penasaran. "Ah sudahlah umi, nanti abi ketinggalan sholat subuh berjamaah. abi mau wudhu dan langsung ke masjid ya umi." Lantas Abu berangkat ke mesjid untuk sholat berjamaah.

Sepulang dari masjid sekitar jam enam pagi, Abu berjalan pulang menuju rumah. Angin yang sepoy-sepoy dan matahari yang baru menunjukkan sedkit sinarnya di upuk timur menemani langkahnya waktu itu. Tiba-tiba Abu melihat seorang ibu sedang berbicara kepada kedua orang anak. Mungkin kedua anak itu kakak beradik. "Mah, aku ingin beli sepeda!!!!" teriak si anak usia sekitar 12 tahun itu kepada si Ibu. "Yaudah, nanti Ibu belikan sepeda. Tapi tolong kami kasihkan uang yang kamu pegang itu kepada adikmu ya. kasihan dia mau jajan, Ibu sedang gak pegang uang sekarang." Jawab si Ibu singkat. "Ah, gak mau...!!!" Sahut anak itu sambil memasukan uang lima ribuan yang dipegangnya ke dalam saku celana. "Yasuddah, mamah gak mau beliin kamu sepeda kalau begitu!!"

Tanpa memperhatikan kelanjutan akhir dari pembicaraan si ibu dengan kedua anaknya itu, abu melanjutkan perjalanannya menuju rumah. Namun sebelum mengetuk pintu rumahnya, terlintas dalam pikiran Abu sebuah pemikiran yang cukup aneh. "Kok kelakuan anak tadi persis dengan keadaanku sekarang ya. Anak itu pengen sepeda, malah disuruh ngasih uangnya ke adiknya. Nah, sekarang saya juga pengen lunasi utang, malah disuruh umroh. Bisa jadi Allah akan melunasi utangnya dengan saya umroh." Dengan hati yang semakin lapang, bibir Abu mulai senyum-senyum sendiri. "Assalamualaikum... Assalamualaikum... Abii.. Abii..." Sapaan hangat sedikit membentak seketika menghentikan senyum Abu. "Iya umi, waalaikumsalam." "Sedang apa disini Abi? Bukannya masuk kok malah senyum-senyum sendiri?" Tanya istrinya Abu dengan wajah sedikit bingung. "Enggak umi, hati abi merasa nyaman hari ini. Mudah-mudahan ini langkah awal jalan keluar untuk kita umi." "Amiiiin..." Sahut istrinya tanpa bertanya hala apa yang membuat Abu lega. "Umi, hari ini abi mau ketemu ustadz Sulaiman ya." Ijin Abu sambil bergegas mengganti baju gamis warna putih dengan kaos berkerah warna abu-abu tua.

"Assalamualaikum..." Teriak Abu sambil mengetuk pintu rumah ustadz Sulaiman. "Waalaikumsalam.. Eh Abu. Silahkan masuk." Sahut ustadz sulaiman sambil membuka pintu rumahnya yang cukup tinggi itu. "Begini tadz, saya dipinjami istri 12jt untuk bayar hutang. Tapi hutang saya kan 100jt. Jadi, meskipun saya bayarkan uang ini ke utang tetap tidak lunas. Nah, saya punya pemikiran bagaimana kalau saya gunakan uang ini untuk pergi umroh saja sesuai perintah ustadz?" Tanya Abu dengan wajah yang terlihat yakin. "Bukan perintah ane, tapi perintah Allah. Alhamdulillah... itulah pemikiran yang sangat cerdas sesuai dengan logika iman. Berarti ente sudah diberikan petunjuk dan hidayah oleh Allah. insyaallah. Segera daftar!" Jawab ustadz Sulaiman. "Tapi masalahnya umroh kan biayanya sekitar 22jt, Tadz. Gimana?" Lanjut Abu dengan kening yang sedikit berkerut. "Allah tidak akan membiarkan hambaNya yang sudah niat serta melangkahkan kaki mendekatiNya. Artinya, setelah memantapkan diri untuk daftar dan ente bayarkan berapapun yang ente punya. Sisanya biar Allah yang urus." Tegas Ustadz Sulaiman. "Tapikan Tadz kalau saya udah daftar, terus ketika waktunya berangkat belum bisa lunasi hangus uang saya." Tanya Abu sedikit ragu. "Setiap ente keluarkan uang di jalan Allah maka Allah jadikan itu sebagai pinjaman yang PASTI Allah ganti kelak. Jadi, ente gak usah kwatir!!!" Ustadz Sulaiman kembali meyakinkan dan meneguhkan tekad si Abu untuk berangkat umroh.

Besoknya Abu langsung mendatangi sebuah travel haji & Umroh yang kebetulan tidak begitu jauh dari rumahnya. "Bismillah,nama saya Abu, pak. Saya mau daftar umroh untuk keberangkatan 2 bulan kedepan. Kalau bisa yang fasilitas bintang 5. Ada? dan berapa biayanya?" Tanya Abu kepada salah satu staff divisi marketing travel tersebut. "Oh ada Pak. Kebetulan sedang ada promo pak yang harusnya 30jt, daftar hari ini hanya 25jt saja dengan booking seat minimal 10jt." Penjelasan staff yang bernamakan Marto di dada sebelah kanannya. "Baik pak, saya daftar untuk 1 orang deh." Abu menyerahkan uang pecahan seratus ribuan senilai 10jt kepada Pak Marto. "Dengan ini Pak Abu telah terdaftar di travel kami sebagai jamaah untuk keberangkatan bulan Februari 2014." Jelas pak Marto kepada Abu. Dengan wajah senang Abu pulang membawa kuitansi dan perlengkapan umroh berupa koper, buku panduan umroh, dll. Diperjalanan Abu kembali merenung dan memikirkan bagaimana cara mendapat tambahan dana untuk melunasi sisa biaya umroh sebesar 15jt lagi. Sedangkan sekarang di tangannya cuma ada satu juta rupiah saja.

Bersambung... (dilanjutkan nanti ya sahabat..(heheheh)

Punya hutang 100jt malah disuruh umroh?

 
"Tadz, saya stress dan sudah gak tahu lagi harus berbuat apa. Sepertinya hidup saya sudah tidak ada guna. Pergi kesana kemari dikejar hutang." Rintihan Abu kepada Ustadz Sulaiman. Sambil memegang tasbeh di tangan kiri dan AlQuran di tangan kanan Ustadz Sulaiman tersenyum dan berkata: "Memang seberapa besar utangmu, Abu? Kalahkah gunung itu oleh besarnya utangmu? hehe." "Besaaar banget, Tadz. Makanya saya bingung harus gimana bayarnya. Sedangkan saya juga harus menafkahi istri dan kedua anak saya, Ustadz. Kalau diitung-itung, hutang saya sekitar 100jt." Jawab Abu sambil mengusap-ngusap dahinya dengan wajah yang lusuh seperti belum nyentuh air selama seminggu. Belum sempat terucap kata dari Ustadz Sulaiman, terdengar indahnya kumandang adzan di dalam masjid. "Nah, tuh Dia udah jawab pertanyaan ente, Abu. Alhamdulillah sudah ashar." Ujar Ustadz sulaiman. "Jawaban apaan sih Tadz, Ente aja belum jawab apa-apa?" Abu memotong. "Ya, adzan. Ayo kita penuhi panggilanNya." Kata ustadz abu sambil mengajak Abu mengambil air wudhu ke samping masjid.

"Allohu akhbar!" Seruan Ustadz Sulaiman memimpin sholat beberapa orang yang ikut berjamaah sholat ashar termasuk Abu yang berada di shaf pertama tepat di belakang Ustadz Abu. Beda dari yang biasa dilakukan oleh Abu ketika sholat di tempat lain, kali ini ruku dan sujudnya hampir sama lamanya dengan waktu berdiri, sehingga pada rakaat pertama Abu merasa heran dan tidak biasa. Tapi pada rakaat berikutnya, Abu mulai merasakan betapa nikmatnya sholat kali ini. Dia menikmati nikmatnya ketika sujud. Sampai pada sujud terakhirAbu tak kuasa menahan tangisnya seraya hatinya berucap, "Yaa Allah Yaa Robb, inilah sesungguhnya nikmat dan tentramnya orang yang sholat? Hamba patuh dan taat kepada takdirMu Yaa Allah. Hamba yakin ada hikmah dibalik ini semua."

Seusai selesai sholat, terlihat Abu mengangkat tangan dengan waktu yang sangat lama seraya mengalir deras air mata yang jattuh membasahi pipinya. Ustadz Sulaiman membiarkan dan mendahuluinya keluar masjid. Tak lama kemudia, Abu menghampiri Ustadz Sulaiman dan berkata: "Ustadz, barusan saya mengadu kepada Allah. Baru kali ini hati ini merasa legaaa. Dan saya sudah bertekad, apapun saran dari ustadz nanti insyaallah akan saya lakukan, atas izin Allah."

"Bener ya, apapun yang saya sarankan ente bakalan lakuin? Insyaa Allah ini terbaik dan solusi paling okeh." Ustadz sulaiman menegaskan sambil benerin peci putihnya. "Iya ustadz, insyaa Allah pasti saya lakuin. asal jangan nyuruh nikah lagi aja, belum ada calon lagi soalnya...hehehe." Sahut Abu sambil sedikit ketawa. "Okeh.. 2 bulan lagi ente berangkat umroh ya!!! Jangan tanya uangnya darimana, minta aja sama Penciptamu! Insyaa Allah ada jalan." "Tapi, Ustadz??"... "Gak usah pake tapi-tapian lakuin aja!" Potong Ustadz Sulaiman. "Kalau giru Ane pulang dulu ya, ada janji sama orang nih di rumah. Assalamualaikum." Ustadz sulaiman pun pamit meninggalkan Abu dalam kebingungan.

"Nih baru aja ngerasa hati damai selesai sholat, Ustadz Sulaiman malah bkin galau lagi dah ah." Gerutu Abu dalam hatinya. Teringat pesan Ustadz Sulaiman yang memang guru ngajinya sejak dia remaja bahwa berdoa pada saat pertengahan ashar menjelang magrib itu mustajab. Abu mengambil wudhu kembali dan masuk masjid. Dia duduk sila sambil menengadahkan tangannya ke atas dan mengadu kepada Sang Kholik, "Yaa Robb Pencipta langin dan bumi, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Maha Kaya lagi Maha Mengayakan, Yaa Allah Yang Maha Pemberi Rezeki,, hambaMu ini sangat hina dan belimang dosa, hamba yang selalu Kau beri nikmat tapi sedikit sekali bersyukur. hamba tahu tidak pantas banyak meminta sedangkan ibadah hamba sangat sedikit sekali, tapi apa dayaku Yaa Robb Wahai Yang Maha Pengampun, saat ini hamba punya utang 100jt dan ustadz sulaiman mengingatkanku akan kewajibanku untuk mengunjungi RumahMu Yaa Robb. Berikanlah hamba takdir untuk segera berangkat umroh dan bisa meminta ampun disana, serta memohon doa disana. Labbaik allohumma labbaik, labbaik kala syari kalakalabbaik, innalhamda, wani'matan lakawalmulk laa syariiikala.."

Sepulangnya di rumah, istri Abu menyambutnya seraya berkata: "Abi, Umi tahu abi sedang bingung cari uang untuk bayar hutang. Umi tadi jual semua mas kawin kita senilai 12jt dan ini uangnya umi ikhlas berikan ke Abi untuk bayar utang. Meskipun tidak banyak, setidaknya bisa meringankan utang kita Abi." Mendengar itu Abi malah makin terlihat bingung. Perasaan yang campur aduk antara sedih, malu dan bingung menyatu bagai masakan tumis kangkung yang diaduk bersama sayuran lainnya. Dengan wajah lusush tak berdaya Abu menerima uang tersebut, "Jazakalloh umi, insyaa Allah ini Abi pinjem dan pasti akan abi kembalikan saat abi ada uang nanti."

Abu berfikir bahwa dengan uang 12jt saja tidak bakalan cukup menutupi dan melunasi utangnya yang mencapai 100jt. "Yaa Allah saya ikhlas dengan nikmat yang telah saya rasakan hari ini, dan saya pasrahkan semua yang belum terjadi esok pagi hanya kepadaMu. Bismikallohumma ahya wa bismika wa amut." Doa Abu sebelum menutup selimutnya pada malam itu. "Abu, ingatkah ente dengan doamu kepadaNya waktu itu?" Tanya Ustadz Sulaiman dengan pakainan serba putih menghampiri abu. "Yang mana Ustadz?" "Doa dimana ente minta sama Allah sedikit rezeki untuk bisa berangkat ke tanah suci. Dan sekarang rezeki itu sudah ente terima lewat istri ente. Oleh karena itu, segeralah berangkat!" "Tapi Ustadz, itukan amanah istri saya untuk bayar hutang?". "Ingatlah Abu, mudah bagi Allah mengambil lagi uang yang ente pinjam dari istrimu itu..!!" Tapi Abu tetap saja gak mau menggunakan uang itu untuk umroh malah dia segera pergi ke rumah orang untuk membayar utang. Tiba-tiba di tengah perjalanan Abu dibegal oleh segerombolan orang tak dikenal. "Jangaaaaaan... itu uang buat bayar utang." Pisau menancap di perut Abu. "Tidaaaaaak... Asyagfiruloohh.....!!!"

"Abi... Abi....Abi.. Bangun,, sebentar lagi adzan subuh. Bangun Abi." Suara halus istrinya membangunkan Abu. "Astagfirulloh,,, alhamdulillah... ternyata cuma mimpi." Jawab Abu sambil menghela nafas agak panjang. "Mimpi apa Abi?" tanya istrinya sambil mengerutkan keningnya tanda penasaran. "Ah sudahlah umi, nanti abi ketinggalan sholat subuh berjamaah. abi mau wudhu dan langsung ke masjid ya umi." Lantas Abu berangkat ke mesjid untuk sholat berjamaah.